Tuesday, January 28, 2014

Grammy, Sendiri, dan Sinopsis kehidupan

Apa hubungannya antara Grammy & sendiri? sebenarnya malam ini saya sedang sendiri sambil menonton mendengarkan Grammy Award di NET TV, suami sedang tugas (lagi) ke Jakarta u/ semalem aja. Niatnya sih mau browsing produsen hijab yang lagi trend tapi apadaya lagi-lagi salah fokus, saya malah blog walking, keterusan...keterusan....eeeehhh inget klo saya punya blog yang lagi mangkrak karena hampir setaon sejak cerita hanimun yang sebetulnya unfinished itu belom ada cerita baru lagi. huuuufff... kehidupan pernikahan orang dewasa membuatku selangkah lebih sibuk, kok bisa? nggak percaya? coba bayangkan yang tadinya setiap bangun tidur ga pernah beresin kasur sekarang kudu diberesin, pergi traveling biasanya packing untuk satu orang sekarang ketambahan satu orang lagi, setrika kalo biasanya se"gunung" abis nikah jadi dua "gunung", biasanya cuci sepasang Crocs sekarang beranak jadi dua pasang, dan seterusnya-dan seterusnya...

Setelah ber-hanimun-ria ke Singapore dan Bali, kami benar-benar menikmati perjalanan berdua tanpa gangguan dari siapapun, bahkan telp dari bank yang rajin menawarkan asuransi, but always remembered that life always has two sides, likes Yin an Yang, after hanimun yang begitu terasa "dunia milik Intan dan Adin" harus berganti ke kehidupan nyata. B E T A P A rasanya pertama kali menginjakkan kaki dirumah ibu mertua sebagai seorang istri. Harus banyak penyesuaian. Yang bilang "menikah itu isinya bahagiaaa terus..." mbelgedhes hewes-hewess....mungkin yang bilang begitu dia belum menikah atau mungkin dia menikah dengan seorang Adam Levine atau David Beckham aaaahhh....mauuu! menikah itu sama seperti kehidupan biasa (sebelum nikah) ada bahagia, sedih, kecewa, marah, menangis, tertawa, senang, dll, namanya juga kehidupan, statusnya aja yang beda. 

Menikah dengan Kangmas Mintarum membuat hidupku berasa memiliki seorang "penasehat keuangan pribadi" hebat kan, saya nggak perlu keluar extra money untuk menyewa jasa Financial Planner level beginner :p. Sejak awal menikah semua sudah dianggarkan, post pertama untuk zakat, kemudian kewajiban (misal, tagihan kartu kredit, cicilan rumah dll), investasi, sedekah, baru habiskan. Saya sih paling suka bagian habiskan, lha wong saya... Beruntungnya lagi menikah dengan seorang Mintarum membuat hasrat traveling saya lebih terpuaskan ketimbang dulu sebelum menikah, karena dulu bener-bener dilarang keras pergi berdua walaupun ada temen-teman yang lain juga, jadi ingat dulu Mintarum pernah terpaksa menghanguskan tiket SBY-KL PP karena sama-sama dilarang oleh orang tua kami. Tapi pernah dapet sih sekali waktu ke Bromo bareng temen-temen kantornya, itupun karena saya baru minta ijin begitu sudah sampe Bromo hahaha... Saking senengnya traveling berdua, kami jadi kurang nyaman traveling dengan rombongan, pernah sekali, tentunya nggak boleh terus-terusan begini, karena bagaimanapun saat kita ingin traveling ke negara yang nggak ngerti sama sekali bahasa & tulisannya masa' iya mau nekat berangkat sendirian, bisa-bisa perjalanan kami nanti berakhir di kantor polisi wilayah setempat :p

Kesibukan setelah menikah, walaupun banyak yang bilang tugas menjadi ibu rumah tangga adalah tugas yang mulia, Alhamdulillah saya tetep punya kesibukan diluar rumah, karena saya bukan lagi Mbak-mbak Kantoran (MK), suami saya selalu menanyakan to-do-list besok apa? atau seharian ini tadi ngapain aja? Seharian dirumah bersih-bersih & melakukan another super Ibu Rumah Tangga job bagi suami saya terkadang nggak masuk dalam kategori "pekerjaan". Misal nih yah contoh percakapannya, 
Suami: "tadi ngapain aja?"
Saya: "bersih-bersih akbar"
Suami: "dirumah aja donk?"
Saya: "yaeyalah kalo bersihinnya sampe rumah tetangga, jadi pembantunya tetangga dong". 
Karena itu saya menutuskan untuk resign menjadi "Ibu Rumah Tangga Yang Sangat Patuh Terhadap Suami" dan berganti menjadi "Mompreneur" (eh saya belum beranak yah), womenpreneur as always. Segi Empat Hijab adalah kesibukan saya beberapa bulan terakhir, sebelumnya saya berkutat dengan ujian akhir saya di salah satu fashion school di Surabaya. I looooove Segi Empat Hijab so much, I felt like I was not in the work environment but playing games, it's very nice to have a business in accordance with your hobby, Alhamdulillah suami menjadi #1 supporter of my business. Dan lagi-lagi Alhamdulillah Allah is very kind, together with my best friend Kiki kami memulai usaha offline.

Rencana kedepan, semoga tahun ini kami berdua benar-benar bisa mewujudkan doa-doa para tamu undangan pernikahan kami dulu untuk "menempuh hidup baru" alias pindah rumah. Selama tinggal menumpang dirumah mertua saya belum merasa mempunyai kehidupan yang benar-benar baru karena belum punya otoritas penuh terhadap rumah, mendekorasi, memilih menu makanan, dll, pun begitu pula kalo misal kami berdua harus tinggal dirumah orang tua saya. Tinggal dirumah sendiri walaupun fasilitas tidak selengkap tinggal dengan orang tua merupakan sebuah "kemewahan", bisa mendekorasi rumah sesuka hati juga merupakan "kemewahan" :) Oya untuk another business saya ingin sekali berjualan frozen food dirumah yang baru nanti hahaha nggak tau kenapa, niatnya sih keuntungannya buat beli pulsa tapi untung-ga untung secara keuangan bisnis frozen food tetep untung loh kalo nggak laku kan bisa dimakan sendiri hahaha... Apa jadinya kalo setiap hari keluargaku makan Frozen Food, bisa-bisa otaknya kaya' Patrick Star.

Lima paragraf sebetulnya nggak cukup mewakili cerita kehidupanku setahun terakhir setelah menikah, tapi namanya juga sinopsis, nggak semua bisa diceritakan. Semoga saya kembali berhasrat untuk menulis cerita-cerita selanjutnya, karena sebetulnya suami saya sangat menantikan update-an blog ini, cuma kadang dia terlalu malu untuk mengakui kalau membaca tulisan istrinya lebih menghibur daripada nonton acara hinotis-hipnotisan di TV.

PS. ngomong-ngomong tentang acara hipnotis-hipnotisan, kenapa sekarang nge-hits lagi sih, pulang dari stan malem-malem capek, butuh hiburan, nonton TV, eeeeh semua station tipi nyiaran acara hipnotis, fenomena apa iniii???!!

1 comment: